5 cm ...
sebuah cerita, "Di atas awan puncak tertinggi Jawa, 5 sahabat, 2 cinta, sebuah mimpi, mengubah segalanya."
Simple nya begitulah sinopsis pendek cerita 5 cm. Pertama kali mengenal ceritanya melalui sebuah novel dengan judul yang sama, ber-cover hitam, karya Mas Donny Dhirgantoro. Awal membcanya sedikit jenuh, gak ngerti dengan jalan ceritanya. Tapi karna keadaan saat itu gue terisolasi di sebuah Pondok Pesantren yang gak memungkinkan gue buat keluar seenak dengkul gue dan menjelajahi gramedia untuk menambah koleksi novel. Dan berhubung semua novel udah gue baca yang tersisa adalah novel cover hitam itu, mau gak mau, sebosen apapun bakal gue baca lah. Bosen banget gitu sehari tanpa novel.
and you know what?? gak sia-sia gue ngelawan rasa bosen di awal itu. Memasuki pertengahan novel gue mulai seneng dan penasaran. Gue mulai pengen terus ngebalik setiap halamannya. Dan gak jarang gue terkesima, sampe lebay gak dengerin panggilan-panggilan temen gue. Sampe-sampe ya, buku itu gue bawa masuk ke kelas. Haha banget.
But readers, setelah novel itu selesia gue baca dan gue menganggap itulah novel persahabatan yang awesome, kejadian buruk menimpa gue. Ya, bawa novel masuk secara ilegal adalah pelanggaran di Ponpes gue. Gak boleh bawa novel emang. Gue melanggar. Novel-novel gue kesita Ustadzah. Gue di panggil ke samping bangunan sekolah, dan tau apa yang gerombolan ustadzah itu lakukan? Ngebakar tumpukan novel-novel gue di depan mata gue sendiri. Yang gue sesalkan cuma satu, kenapa yang menjadi contoh pertama pembakaran adalah si cover hitam (5 cm) ?? kenapa bukan yang lainnya?? Saat gue mengagumi novel itu, justru gue kehalingannya dengan cara yang kejamnya maksimal.
Lebay sih emang, tapi gimana lagi? Pondok Pesantren tanpa hape dan leptop menurut gue sangat menjenuhkan. Dan satu-satunya penghibur gue adalah novel-novel itu. Terlebih novel 5 cm karya mas Donny Dhirgantoro. Gue mengerti persahabatan lewat novel itu. haaah, bad lah pokoknya!
Finally, setahun kemudian gue keluar dari ponpes, segera ke gramedia. Gue cari lagi novel cover hitam itu, dan ......... NIHIL !!! Tahun itu masih memproduksi, tetapi tepat saat gue nyari, novelnya gak ada di gramedia. Sakit banget rasanya. Sudahlah, gue memutuskan pasrah.
Bertahun-tahun, sampai akhirnya seorang temen SMA ngeliatin gue trailer film 5 cm. Dan lo tau?? Gue lomcat-loncat gak karuan, gue teriak-teriak saking senengnya cerita favorite gue di filmkan. yeah, tayang di Bioskopnya tanggal 12 . 12 . 12. Best date. Begitu selesai latihan Paskibra gue meluncur ke Twenty One, tetapi mengecawakan. tiket all times was SOLD OUT!!!
Gue pasrah. Niat nunggu sampe hari dimana film 5 cm sepi. Tapi Tuhan mengerti gue. Seorang senior sekaligus pelatih Paskibra gue beliin gue tiket nonton 5 cm, gue di ajakin jelas gue gak nolak! Sore, selepas latihan Paskibra selesai, masih pake rok Abu-Abu, masih pake atasan & jilbab 'bekas' latihan, masih pake spatu kets, belom mandi, muka kusut kecapean ( tapi harum dong ), langsung cussssss ke Twenty One. Yeah!! Akhirnya gue nonton 5 cm tepat tanggal 13 . 12 . 12. Yah, gak pernada sih, hari kedua, tapi gak papalah. Se enggaknya gue nonton. Seenggaknya gue ngeliat gimana cerita yang di angkat dari novel favorite gue di layar lebar. Dan seenggaknya gue bisa kembali mengingat penggalan si cover hitam. :')