April 10, 2013

Satu Cerita ...

Ingat?
Bagaimana sebuah pertemuan klasik yang akhirnya menuaikan cerita terbaik dalam berangkas kenangan? Penyatuan 'junior-senior', penyatuan 'bukan siapa-siapa' menjadi 'we are something together', penyatuan 'tidak kenal siapa-siapa' menjadi 'saling mengenal'. Ingatkah?
Contohnya aku, yang mengenal dia melalui perkenalanku dengan soulmate sahabatku. Lalu, aku yang semula hanya aku menjadi kita. Siapa? Aku, dia dan kalian. Kita. Semua. All of us. Pertemuan yang hanya sekali berjabat tangan dan menuturkan nama, yang kemudian memberikan jalinan 'teman'. Bahkan, peran senior sebagai kakak, dan tokoh junior sebagai adik.
Ingat?
Sebenarnya, semua itu merupakan pertemuan terlalu klasik jika di ingat. Tapi ya, jika sekali lagi kamu mengingatnya, maka kamu tak akan pernah lupa. Bagaimana wajah-wajah kaku, mulut-mulut yang membungkam, mata yang hanya tertuju pada kesibukan masing-masing, tanpa ada satu pun yang berusaha sesekali membuka topik pembahasan. Tak ada. Semua sibuk dengan gadget pada genggaman tangan masing-masing. Aku pun.
Awalnya, aku hanya menganggap pertemuan singkat itu sebagai basa-basi malam yang tak akan pernah terulang. Bahkan, setelah pertemuan klasik itu tak sedikit pun aku berpikir akan menjalin komunikasi yang lebih baik dengan semua dari mereka.
Dugaanku? Meleset 360 derajat! Pernah aku meninggalkan sgala rasa dan cerita di kota perantauanku, aku menyebut kepergiaanku 'on the way to healthy' sebab aku pergi untuk mengurus kesehatanku. Ingatkah? Sepanjang perjalananku mencari kesembuhan, mereka lah yang sibuk memberiku semangat melalui sosial media. Mereka! Mereka yang hanya aku kenal melalui jabat tangan sekali, mengenal melalui nama, lalu tak ada lagi perkenalan lebih lanjut, justru mereka lah yang sibuk menyemangati dan mendoakan setiap langkah perjalananku menuju sehat. Astagah! Benar-benar di luar jangkauan pikiranku. Ku pikir, pertemuan itu hanya penghibur malam itu saja. After that, nothing else.
Ku sibukkan jemariku mengetik ribuan rasa terimakasih pada mereka. Benar-benar mereka jauh seperti orang-orang yang telah mengenalku begitu lama. Padahal jika di pikir, perhatian darii mereka itu seperti hal yang terlalu impossible untuk di percaya. Hanya berdasarkan tatap mata satu kali, tak ada perbincangan, tak ada tanya-jawab, tak ada komunikasi yang lebih lanjut, lalu tiba-tiba mereka muncul dengan segudang doa dan perhatian?? It's time to me say, WOOWWW!!! (haha, alay dal -_-)
Finally, aku pulang! Sampai di kota perantauanku dan melakukan pertemuan exclusive dengan mereka. Melwati satu malam panjang bersama-sama. Bahkan sampai pagi, masih bersama mereka. Awal pertemuan aku benar-benar canggung. Bingung mau berucap apa. Sajaknya, aku merasa bukan siapa-siapa untuk mereka, lalu tiba-tiba muncul mengikuti jalur malam panjang mereka. Benar-benar seperti alien dari luar angkasa yang numpang di kendaraan manusia bumi. Itu yang aku rasa di waktu pertama.
Kecanggungan berakhir ketika sebilah kenyamanan merengkuh jasadku. Ah, akhirnya aku tak lagi merasa seperti makhluk luar angkasa yang tersesat. Aku mulai nyaman bersama mereka. Aku mulai mengerti bagaimana mereka 'bermain'. Aku mulai paham.
Satu malam yang di lalui bersama, tidur dalam mobil yang terparkir di pinggir jalan, sampai akhirnya mengejar sun rise di pantai, lalu melangsungkan sarapan bersama. Selama itu, sepanjang dongeng berlangsung, aku mulai menempatkan mereka sebagai kakak. Aku mulai belajar mempercayai seorang. Aku mulai belajar membuka diri pada apa yang ingin menyambutku dalam kehidupannya. Aku belajar dari nol setelah setahun lebih aku memutuskan untuk berjalan seorang diri dan hanya mengulurkan tangan pada yang membutuhkan tanpa percaya menyambut uluran tangan siapapun. Setahun lebih aku seperti itu. Dan pertemuan bersama mereka, aku kembali belajar. Seperti kembali membangun kepercayaanku sendiri untuk orang lain, mulai dari nol.
Sampai hari aku terbaring seperti ini, otakku masih mengingat betul kejadian pertama sampai terakhir kali, kemarin. Rekamannya masih begitu jelas. Entah bagaimana dengan mereka disana. Masih ingatkah? Atau sudah di tutupi ingatan lain? Yah, apapun yang terjadi pada mereka, semoga tak satupun yang berusaha melupakannya :))

No comments:

Post a Comment